Loading...
world-news

Gangguan pada sistem sirkulasi - Sistem Sirkulasi Materi Biologi Kelas 11


Sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah merupakan salah satu sistem vital dalam tubuh manusia. Sistem ini berfungsi mengalirkan oksigen, nutrisi, hormon, serta zat penting lain ke seluruh sel tubuh, sekaligus membuang sisa metabolisme seperti karbon dioksida dan racun. Organ utama dalam sistem ini adalah jantung, pembuluh darah (arteri, vena, kapiler), dan darah itu sendiri.

Ketika sistem sirkulasi terganggu, maka suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh tidak berjalan optimal. Akibatnya, berbagai penyakit dapat timbul, mulai dari keluhan ringan seperti pusing, mudah lelah, hingga gangguan serius yang mengancam nyawa seperti serangan jantung dan stroke. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai berbagai gangguan pada sistem sirkulasi, penyebab, gejala, hingga penanganan dan pencegahannya.


Fungsi Sistem Sirkulasi

Sebelum membahas gangguan, penting untuk memahami fungsi utama sistem sirkulasi, antara lain:

  1. Mengangkut oksigen dan karbon dioksida – Oksigen dari paru-paru diedarkan ke seluruh tubuh, sedangkan karbon dioksida dibawa kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan.

  2. Distribusi nutrisi – Nutrisi dari makanan yang telah dicerna dibawa ke sel-sel tubuh.

  3. Mengatur suhu tubuh – Aliran darah membantu menjaga kestabilan suhu tubuh.

  4. Pertahanan tubuh – Sel darah putih dan antibodi yang terdapat dalam darah membantu melawan infeksi.

  5. Mengangkut hormon – Sistem sirkulasi berperan dalam menyebarkan hormon ke organ target.

Jika salah satu fungsi ini terganggu, maka keseimbangan tubuh akan ikut terpengaruh.


Jenis Gangguan pada Sistem Sirkulasi

1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di atas normal, yaitu ≥140/90 mmHg. Tekanan darah yang tinggi membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga lama-kelamaan dapat merusak pembuluh darah.

  • Penyebab: pola makan tinggi garam, obesitas, kurang olahraga, stres, faktor genetik.

  • Gejala: sering kali tanpa gejala, namun bisa berupa sakit kepala, pusing, mimisan, atau sesak.

  • Komplikasi: serangan jantung, stroke, gagal ginjal.

2. Hipotensi (Tekanan Darah Rendah)

Sebaliknya, hipotensi terjadi ketika tekanan darah turun terlalu rendah, misalnya di bawah 90/60 mmHg.

  • Penyebab: dehidrasi, perdarahan, gangguan hormon, efek samping obat.

  • Gejala: pusing, lemah, pingsan, penglihatan kabur.

  • Risiko: aliran darah ke otak dan organ vital berkurang sehingga bisa berbahaya bila tidak ditangani.

3. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah pengerasan dan penyempitan arteri akibat penumpukan plak (kolesterol, lemak, kalsium, sel darah).

  • Penyebab: kolesterol tinggi, merokok, hipertensi, gaya hidup tidak sehat.

  • Gejala: nyeri dada (angina), kram kaki saat berjalan, mudah lelah.

  • Komplikasi: serangan jantung, stroke, gangren.

4. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Terjadi ketika suplai darah ke otot jantung terhambat akibat penyempitan arteri koroner.

  • Gejala: nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung.

  • Faktor risiko: merokok, obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes.

  • Komplikasi: serangan jantung, gagal jantung.

5. Serangan Jantung (Infark Miokard)

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung terhenti total akibat sumbatan plak atau gumpalan darah.

  • Gejala: nyeri dada berat, keringat dingin, mual, sesak napas, pingsan.

  • Penanganan darurat: segera ke rumah sakit, diberi obat pengencer darah, pemasangan stent, atau operasi bypass.

6. Stroke

Stroke adalah gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak.

  • Jenis stroke:

    • Stroke iskemik (tersumbatnya pembuluh darah otak).

    • Stroke hemoragik (pecahnya pembuluh darah otak).

  • Gejala: kelemahan mendadak pada wajah/lengan/kaki, bicara pelo, gangguan penglihatan, sakit kepala hebat.

  • Komplikasi: kelumpuhan, gangguan bicara, bahkan kematian.

7. Varises

Varises adalah pelebaran vena, biasanya pada tungkai, akibat katup vena yang melemah.

  • Penyebab: berdiri lama, obesitas, kehamilan, faktor keturunan.

  • Gejala: pembuluh vena tampak menonjol berwarna kebiruan, rasa berat atau nyeri pada kaki.

  • Risiko: ulkus vena, trombosis vena dalam.

8. Anemia

Anemia adalah kondisi ketika kadar hemoglobin atau jumlah sel darah merah rendah sehingga oksigen tidak terdistribusi dengan baik.

  • Penyebab: kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat, perdarahan kronis.

  • Gejala: pucat, lelah, jantung berdebar, pusing.

  • Jenis: anemia defisiensi besi, anemia aplastik, anemia sel sabit.

9. Leukemia

Leukemia adalah kanker darah akibat produksi berlebihan sel darah putih abnormal yang mengganggu fungsi normal darah.

  • Gejala: sering infeksi, mudah memar/berdarah, kelelahan ekstrem, pembesaran limpa.

  • Terapi: kemoterapi, radioterapi, transplantasi sumsum tulang.

10. Hemofilia

Hemofilia adalah kelainan genetik di mana darah sulit membeku akibat kekurangan faktor pembekuan.

  • Gejala: perdarahan sulit berhenti, mudah memar, perdarahan spontan pada sendi/otot.

  • Penanganan: transfusi faktor pembekuan.

11. Tromboemboli

Terjadi ketika terbentuk gumpalan darah (trombus) yang dapat lepas dan menyumbat pembuluh lain (emboli).

  • Jenis: trombosis vena dalam (DVT), emboli paru.

  • Gejala: nyeri dan bengkak pada tungkai, sesak napas tiba-tiba.

12. Gagal Jantung

Gagal jantung bukan berarti jantung berhenti, tetapi jantung tidak mampu memompa darah sesuai kebutuhan tubuh.

  • Gejala: sesak napas, mudah lelah, bengkak pada kaki (edema).

  • Penyebab: penyakit jantung koroner, hipertensi, kelainan katup jantung.


Faktor Risiko Umum Gangguan Sirkulasi

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada sistem sirkulasi meliputi:

  • Pola makan tidak sehat (tinggi lemak, garam, gula).

  • Kurang aktivitas fisik.

  • Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.

  • Obesitas.

  • Stres kronis.

  • Riwayat keluarga.

  • Penuaan.


Pencegahan Gangguan Sistem Sirkulasi

Pencegahan jauh lebih baik dibanding pengobatan. Beberapa langkah pencegahan meliputi:

  1. Menjaga pola makan sehat: perbanyak buah, sayur, biji-bijian, kurangi makanan berlemak jenuh.

  2. Olahraga teratur: minimal 30 menit per hari, 5 kali seminggu.

  3. Mengendalikan stres: meditasi, relaksasi, tidur cukup.

  4. Menghindari rokok dan alkohol.

  5. Rutin memeriksa tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.

  6. Menjaga berat badan ideal.


Penanganan dan Pengobatan

Penanganan bergantung pada jenis gangguan, mulai dari gaya hidup sehat, obat-obatan, hingga tindakan medis:

  • Obat-obatan: antihipertensi, statin (penurun kolesterol), antikoagulan (pengencer darah).

  • Tindakan medis: angioplasti, pemasangan stent, operasi bypass jantung.

  • Terapi suportif: transfusi darah pada anemia, kemoterapi untuk leukemia, fisioterapi pasca stroke.


Gangguan pada sistem sirkulasi sangat beragam, mulai dari yang ringan hingga mengancam nyawa. Faktor risiko seperti pola hidup tidak sehat, hipertensi, kolesterol tinggi, hingga kebiasaan merokok memainkan peran penting dalam memicu gangguan tersebut. Dengan gaya hidup sehat, pemeriksaan rutin, dan penanganan tepat, risiko gangguan sirkulasi dapat ditekan.

Sistem sirkulasi adalah fondasi kehidupan; menjaganya berarti menjaga kesehatan seluruh tubuh.